Adalah sebuah kumpulan disk drive yang biasanya dikenal sebagai array disk, yang bekerja sebagai satu penyimpanan yang menjadi satu. Secara umum, bias drive system penyimpanan dengan akses data acak, seperti hard drive magnetic, penyimpanan optic dll. Bila biasanya membuat beberapa buah partisi dalam satu hardisk, maka dengan menggunakan RAID kita bisa membuat satu partisi dari beberapa hardisk atau menyimpan data dalam beberapa hardisk. Dengan kata lain RAID merupakan sebuah cara untuk merangkai beberapa hardisk untuk meningkatkan kinerjanya, baik dalam kecepatan mengakses data, kecepatan penulisan data dan kecepatan dalam pembacaan data. RAID biasanya digunakan pada sever karena digunakan untuk menangani data dalam jumlah yang cukup besar dan cepat.
Pada saat konfigurasi RAID digunakan
maka sebuah system operasi akan membacanya sebagai satu hardisk, meskipun pada
kenyataanya hardisk yang dimiliki lebih dari itu. Sebagai perbandingan, bila
system operasi yang digunakan adalah windows, maka drive yang muncul hanyalah C
saja, berberda halnya dengan jika kita tidak menggunakan konfigurasi RAID maka
drive yang muncul adalah C, D dan E atau bahkan lebih, tergantung pada
banyaknya hardisk yang digunakan.
Didalam konfigurasi RAID dikenal dua
buah system utama yang biasanya digunakan, yaitu stripping dan mirroring. Pada
sisemStripping pecahan paket data akan disimpan secara bergantian antara
rangkaian hardisk (array) yang satu dengan yang lainya. Sedangkan pada system
mirroring akan menyimpan data yang sama pada masing-masing rangkaian hardisk.
System
stripping lebih efektif digunakan untuk meningkatkan kecepatan akses data dan
juga menulis data sedangkan system mirroring lebih cocok untuk membackup data.
RAID memiliki beberapa level yang
dimulai dari RAID0 hingga RAID7 dan tiap-tiap level RAID ini memiliki fungsi
tersendiri, adapula RAID yang merupakan gabungan atau kombinasi dari
level-level RAID. Kombinasi-kombinasi ini mengawinkan fungsi atau kegunaan dari
masing-masing level RAID.
RAID0
RAID pada level ini menerapkan
system stripping, namun tidak untuk membackup data. Dengan demikian kinerja
dari sebuah PC mampu meningkat, naum tidak ada yang dicadangkan. Pada level ini
membutuhkan minimal dua buah hardisk. Dimana sistemdari RAID0 adalah dengan
menggabungkan kapasitas dari beberapa hardisk. Sehingga secara logical hanya
Nampak sebuah hardisk dengan jumlah kapasitas yang sangat besar.
Pada awalnya,
RAID 0, digunakan untuk membentuk sebuah partisi yang sangat besar dari
beberapa harddisk dengan biaya yang efisien. Data yang ditulis pada
harddisk-harddisk tersebut terbagi-bagi menjadi fragmen-fragmen. Dimana
fragmen-fragmen tersebut disebar di seluruh harddisk. Sehingga, jika salah satu
harddisk mengalami kerusakan fisik, maka data tidak dapat dibaca sama sekali.
Namun ada keuntungan dengan adanya fragmen-fragmen ini: kecepatan. Data bisa diakses lebih cepat dengan RAID 0, karena saat komputer membaca sebuah fragmen di satu harddisk, komputer juga dapat membaca fragmen lain di harddisk lainnya.
Namun ada keuntungan dengan adanya fragmen-fragmen ini: kecepatan. Data bisa diakses lebih cepat dengan RAID 0, karena saat komputer membaca sebuah fragmen di satu harddisk, komputer juga dapat membaca fragmen lain di harddisk lainnya.
RAID1
Level ini biasanya lebih dikenal
sebagai mirroring. Dari namanya tentu sudah dapatditebak fungsi dari level ini.
RAID1 akan membuat salinan/copy dari data yang ada di hardisk lain sebagai
sebuah backup. Hal ini tentusangat menguntungkan ketika pada sebuah hardisk
terdapat data-data yang penting dan tidak boleh rusak. Namun jika salah satu
pada hardisk rusak maka data masih bisa diakses dari hardisk yang lainya. Level
ini tidak menawarkan peningkatan performa seperti level sebelumnya, kinerja PC
pada level ini tetap seperti biasa. Sebagai ilustrasi :
Sebuah server
memiliki 2 unit harddisk yang berkapasitas masing-masing 80GB dan dikonfigurasi
RAID 1. Setelah beberapa tahun, salah satu harddisknya mengalami kerusakan
fisik. Namun data pada harddisk lainnya masih dapat dibaca, sehingga data masih
dapat diselamatkan selama bukan semua harddisk yang mengalami kerusakan fisik
secara bersamaan.
RAID2
Pada level ini menggunakan stripping
antara hardisk yang digunakan. Namun, beberapa hardisk digunakan untuk
menyimpan informasi mengenai pemeriksaan error dan koreksi, Error Checking And
Correcting (Ecc).
Contoh :
Kita memiliki 5
harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, D, dan E) dengan ukuran yang sama,
masing-masing 40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat harddisk tersebut dengan
RAID 2, maka kapasitas yang didapat adalah: 2 x 40GB = 80GB (dari harddisk A
dan B). Sedangkan harddisk C, D, dan E tidak digunakan untuk penyimpanan data,
melainkan hanya untuk menyimpan informasi pariti hamming dari dua harddisk
lainnya: A, dan B. Ketika terjadi kerusakan fisik pada salah satu harddisk
utama (A atau B), maka data tetap dapat dibaca dengan memperhitungkan pariti kode
hamming yang ada di harddisk C, D, dan E.
RAID3
RAID pada level ini
juga menggunakn system stripping, dan juga menggunakan hardisk tambahan untuk
reliability, tetapi hanya ditambhakan sebuah hardisk lagi untuk parity. Pada
level ini hardisk minimal yang digunakan adalah 3, hardisk terahir digunakan
untuk menyimpan parity dari hasil perhitungan tiap-tiap bit yang ada di dalam
hardisk yang lainya.
Contoh :
Kita memiliki 4
harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, dan D) dengan ukuran yang sama,
masing-masing 40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat harddisk tersebut dengan
RAID 3, maka kapasitas yang didapat adalah: 3 x 40GB = 120GB. Sedangkan
harddisk D tidak digunakan untuk penyimpanan data, melainkan hanya untuk
menyimpan informasi parity dari ketiga harddisk lainnya: A, B, dan C. Ketika
terjadi kerusakan fisik pada salah satu harddisk utama (A, B, atau C), maka
data tetap dapat dibaca dengan memperhitungkan parity yang ada di harddisk D.
Namun, jika harddisk D yang mengalami kerusakan, maka data tetap dapat dibaca
dari ketiga harddisk lainnya.
RAID4
Level ini
menggunakan system stripe yang sangat besar. Pada dasarnya hamper sama dengan
RAID sebelumnya. Dengan demikian system pada RAID ini mampu membaca data dari 1
drive, system pada level ini mengambil sebuah keuntungan dari adanya pembacaan
data secara bersamaan.
RAID5
Pada dasarnya sama dengan RAID 4,
namun dengan pariti yang terdistribusi. Yakni, tidak menggunakan harddisk
khusus untuk menyimpan paritinya, namun paritinya tersebut disebar ke seluruh
harddisk. Kebutuhan harddisk minimalnya juga sama, 3 . Hal ini dilakukan
untuk mempercepat akses dan menghindari bottleneck yang terjadi karena akses
harddisk tidak terfokus kepada kumpulan harddisk yang berisi data saja.
RAID6
Secara umum
adalah peningkatan dari RAID 5, yakni dengan penambahan parity menjadi 2
Sehingga jumlah harddisk minimalnya adalah 4. Dengan adanya penambahan pariti
sekunder ini, maka kerusakan dua buah harddisk pada saat yang bersamaan masih
dapat ditoleransi. Misalnya jika sebuah harddisk mengalami kerusakan, saat
proses pertukaran harddisk tersebut terjadi kerusakan lagi di salah satu
harddisk yang lain, maka hal ini masih dapat ditoleransi dan tidak
mengakibatkan kerusakan data di harddisk bersistem RAID 6.
RAID7
Pada level ini RAID
akan membuat system perasi menjadi sebagai controller, caching menggunakan
jalur cepat.
0 komentar:
Posting Komentar