Sebelumnya aku tak pernah membenci sebuah pertemuan, hingga ahirnya akhirnya waktu mempertemukan kita. Pertama kali aku terjun kedalam sebuah lubah hitam yang benar-benar menjeratku hingga sekarang. saat itu aku benar-benar buta, aku membutuhkan seseorang yang bisa kujadikan pegangan dan panutan, seseorang yang bisa kuanggap sebagai seorang kakak.
awal mulanya aku yang menyapamu, meski hanya sebatas dunia semu aku cukuplah senang , kau begitu ramah dengan orang yang baru kenal. aku tak yakin mulanya, apakah aku bisa melakukan hal itu. ya, tapi semuanya berjalan dengan sempurna, hari berubah menjadi minggu, minggu menjadi bulan, bahkan bulan sempat berubah menjadi tahun. akhirnya aku benar-benar menemukan sosok seorang yang bisa kujadikan sebagai "teman". kami cukup akrab bahkan lebih dari sekedar akrab, kami berbagi apapun itu, tentang sisi-sisi hidup kami yang tak banyak orang tahu, karena kam punya seseuatu yang sama, ya entahlah aku tak ingin mebahas hal itu disini.
Aku mengagguminya, ya, benar-benar mengaguminya, dan aku merasa sangat beruntung kala itu karena aku bisa mengenal dia. kugantungkan sebagian harap ku padanya, kubagi sebagian mimpi-mimpiku padanya untuk nanti kuambil ketika aku bersamanya untuk kuwujudkan. kekagumanku padanya menuntunku untuk mencari siapa dia sebenarnya, sosok yang benar-benar "berharga" waktu itu. entah apa yang membuat tanganku mengetik namanya di mesin pencari kala itu, dan apa yang kutemukan sunggu diluar dugaan.
berfikir positif, itulah yang aku lakukan saat itu. karena aku sangat menghargai dirinya. "mungkin hanya kebetulan" itu fikirku, dan aku tak mau mempermasalahkannya, biarlah.
dunia hitam itu benar-benar membawa banyak cerita untukku, :b:
Suatu ketika muncullah seseorang sebutlah E, ya dia menjadi salah satu trilogi persahabatan yang kita buat di dalam cerita ini, cukup baik orangnya meski aku bisa melihat sisi "nakal" di dalam dirinya. Persahabatan kita bertiga berjalan cukup lama, entah berapa lama (sudah tak mau mengingatnya). :b:
tapi waktu itu benar-benar bisa kunikmati. hingga rasa "cemburu" datang menghinggap, kurasa kedekatanku mulai luntur tergantikan oleh kedatangan E, benar-benar suatu perasaan yang sulit untuk diungkapkan. aku kesal aku jengkel, namun masih bisa kututupi semuanya dengan berpura-pura ramah dengan mereka. waktu berjalan lama dan aku masih tetap di dalam kemunafikan diriku sendiri, yang cukup bisa kunikmati meski seorang diri.
Persahabatan kami bertiga yang telah terbangun cukup baik awalnya, perlahan mulai runtuh, memudar dimakan oleh kebohongan yang sedikit demi sedikti bisa kupahami. sebuah pertengkaran terjadi, atau lebih tepatnya sebuah perselisihan, entah apa yang mereka pikirkan aku tak mau ambil pusing soal itu (sifat asliku keluar) :f:
dari situ mulai sedikit demi sedikit persahabatan kami hilang, kami mulai meniti langkah masing-masing, tapi aku dan dia masih cukup baik bersahabat. dari sini pula lah aku mulai banyak mengenal orang-orang yang juga terjerat dalam dunia yang tidak seharusnya mereka selami,
Suatu ketika dia memeberi sebuah kabar tentang "kematianya", benar-benar terpukul aku dibuatnya, sudah tak ada yang bisa kulakukan waktu itu. hanya buliran air mata yang setiap saat menemani. taukah kalian rasanya? seseorang yang belum sempat untuk kita temui telah pergi, pergi selamanya, bahkan mimpi-mimpi yang belum sempat kuwujudkan dengannya pun kit sirna dibawa maut, tanpa sebuah kompromi. seingatku dia meninggal karena sakit, ya sebuah kanker dia derita selama ini, hingga ahirnya dia benar-benar tak lagi bisa mempertahankan nafasnya. sebuah pukulan besar memang. :a:
pernah juga sebelum itu seseorang memberitahuku bahwa ada seseorang yang ingin memberikan bantuan untuk mengobati penyakitnya, dan dia harus dibawa keluar negri. emh enath apa yang dia pikirkan hingga pada hari dimana dia harusnya pergi tapi dia menolak tawaran tersebut, dia menolaknya dan memilih untuk tetap bertarung melawan penyakit itu. oiya ditambah juga dia harus tetap bekerja sebagai seorang penyelam dilaut dan itu benar-benar sangat mengganggu sebenarnya. melawan sakit sekaligus menantang maut menjemput. banyak cerita haru yang aku dapatkan ketika bersahabat dengan dia, banyak pula cerita indah hingga benar benar membekas dimemori.
SEMPURNA..
itulah kata yang sangat-sangat tepat, dan aku perlu memberikan "standing applause" untuk sekenario yang telah dibuatnya. benar-benar istimewa, tanpa disadari aku telah masuk kedalam permainannya dan ketika aku benar-benar mendalami peranku, dia membongkar bahwa ini semua adalah permainannya.
ya, cerita diatas adalah sebuah kebohongan belaka, cuma permainan yang "sempurna" untuknya. sebuah kebohongan ternyata melandasi persahabatan yang benar-benar kupercaya, tak ada sedikitpun keraguan kubenamkan disana. tapi.. semuanya hanya omong kosong, sia-sia.
meski pada awalnya aku tau dia berbohong, aku selalu berfikir positif, semata-mata karena aku menghargainya. kebohongan pertamanya adalah tentang identitasnya, ya! dia tak pernah mengatakan identitasnya yang sebenarnya, dia menggunakan identitas "nama" seorang artis yang mungkin tak banyak dikenal dimasa itu, tapi aku tau. kemudian tentang darimana dia, dia mengaku bahwa dia adalah seseorang yang jauh dari luar sana, dia pindah ke indonesia karena suatu hal. tentang jati dirinya sendiripun dia tak punya. terlebih lagii tentang kematian dan sakitnya, benar-benar merasa terhianati, dan aku sadar itu adalah caranya untk menghindar dari ku, entah apa yang hendak ia laukukan disana. sakit hati ini masih tersimpan rapi di dalam catatan tersendiri. sesuatu yang kubangun dengan sebuah kepercayaan dan ketulusan ternyata hanya dipermainkan oleh seseorang yang benar benar kuhargai kehadiranya. entah sejak kapan aku sangat membencimu (kalian), aku sudah tidak peduli tentang keadaanmu (kalian), kepercayaan ku hilang, semua kau(kalian) renggut begitu saja, entah malam ini rasa peduliku padamu (kalian) muncul sedikit saja, dan itupun hanya kujadikan sebagai bahan pelampiasan. jika mau, aku ingin mengucapkan sumpah serapahku padamu (kalian), meluapkan semua emosi ku, namun aku masih bisa mengontrolnya. aku hampir kebal dengan sesuatu yang bernama kekecewaan.
hanya pertemuan dengan dua orang bodoh ini lah yang aku sesalkan..
dan perpisahannya kali itu adalah sebuah "anugrah" yang bisa kuperoleh,
aku belajar banyak hal dari kalian, dan sekarang aku memiliki apa yang tidak kalian miliki, sahabat-sahabat sejati. aku memiliki kepercayaan mereka, dan begitu sebaliknya, apa kalian tak sadar? apa yang kalian mulai tak pernah seindah apa yang aku mulai? kalian tak pernah benar-benar jujur, meski hanya dengan diri kalian sendiri. sesuatu yang dimulai dengan hal buruk akan berahir dengan buruk juga kan?
aku juga berterima kasih pada kalian, karena telah memberikan pelajaran yang sungguh berharga. dan aku mendapat petunjuk untuk mencari seseorang yang benar-benar beharga dan saling menghargai.
0 komentar:
Posting Komentar